Viral di WhatsApp Permohonan Keluarga Irjen Ferdy Sambo, Mertua Putri Candrawathi Kini Kurung Diri

Detiknet - Viral di grup WhatsApp, permohonan maaf dari keluarga Irjen Ferdy Sambo mantan Kadiv Propam Polri sekaligus tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dalam pesan yang beredar, Sabtu (13/8/2022), diceritakan jika keluarga dari suami Putri Candrawathi itu sangat terpukul.

Ibunda Irjen Ferdy Sambo sangat terpukul atas apa yang menimpa anaknya sehingga menjadi sasaran kemarahan publik di Tanah Air.

Demikian pula anak Irjen Ferdy Sambo.

Ibunda Irjen Ferdy Sambo kini mengurung diri, sedangkan anak Irjen Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi memilih tak bertemu dengan orang lain dan menarik diri dari aktivitas di sekolah.

Keluarga Irjen Ferdy Sambo di Sulawesi Selatan meminta agar informasi di media sosial tak dibesar-besarkan dan tak menghakimi.

Irjen Ferdy Sambo lahir di Barru, Sulawesi Selatan, 19 Februari 1973, namun dia berdarah Toraja.




Dalam pesan yang beredar disebutkan jika ibu kandung Irjen Ferdy Sambo berdarah Luwu atau wija to Luwu.

Toraja dan Luwu merupakan daerah bertetangga di Sulawesi Selatan.

Selengkapnya, berikut isi pesan yang beredar melalui WhatsApp.

"_Ass.Al.Wr.Wb & Salam sejahtera buat kita semua_.

Tabe' kpd segenap Kapoloku yg kami hormati & muliakan di grup ini, ijinkan mewakili keluarga menyampaikan bbrp hal sehubungan dengan masalah yg dialami FS (ponakan):

1. Sbg manusia biasa yg tdk luput dari kesalahan & khilaf, maka mewakili FS & kel. *mohon dimaafkan* apabila ada di antara kita yg merasa dirugikan atau dikorbankan atau apapun atas kejadian ini.

2. Sbg info yg meragukan kadar *FS sbg Bija To Luwu*, maka perlu saya sampaikan bhw: *Ibunya FS (Bidan Rida Sampetondok) adalah asli WTL dari rahim KaTomakaka an Siteba' & Bure*, berdomisili di Komp. Keuangan Panaikang.

3. Perlu kami sampaikan bhw: Org tuanya (ibunya) sngt terpukul & bahkan mengurung diri dlm kamar dg kejadian ini. Demikian pun yg dialami anak⊃2;nya FS, sngt terpukul dg kejadian ini yg hampir setiap saat dimunculkan di media, shg mrk tdk berani lg bertemu org & mgkin menarik diri dari kegiatan sekolahnya.

4. Tentu keluarga keluarga tdk meminta membenarkan FS jika terdpt kekhilafan yg dilakukan, namun keluarga mhn spy kita WTL tdk ikut mencaci spti yg dilakukan bnyk org di sana, krn kita tdk tahu apa maslah sebenarnya. Dan tentunya FS mempunyai dasar yg kuat melakukan sesuatu yg dia anggap merugikan & melecehkan martabatnya serta keluarganya. Dan juga FS manusia biasa yg tdk luput dari salah & khilaf.

5. Di sinilah sebenarnya Paguyuban WTL mengambil peran utk memberi penguatan kpd keluarga yg ditimpa masalah, serta memberi pengajaran kpd warga yg melakukan khilaf & salah.

6. Jadi mhn berita⊃2; yg muncul di medsos agar jgn lg kita besar⊃2;kan dan menghakimi, namun mari kita mengikuti prosesnya secara utuh.

7. Semoga grup ini yg diberi nama Silaturrahmi KKLR betul⊃2; kita maknai dg baik sesuai namanya, agar jalinan silaturrahmi di antara kita semua terjalin kuat & baik.

Sekali lg mhn maaf & salam hormat bagi kita semuanya."

Hingga berita ini dilansir, Tribun-Timur.com berusaha untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak keluarga, apakah ini betul dari keluarga Irjen Ferdy Sambo atau bukan.

Lima kebohongan Irjen Ferdy Sambo

Irjen Ferdy Sambo kini menjadi tersangka keempat kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Butuh waktu sekitar satu bulan untuk polisi mengungkap Irjen Ferdy Sambo sebagai otak dari pembunuhan anak buahnya.

Satu demi satu kebohongan Irjen Ferdy Sambo terungkap.

Peristiwa yang terjadi sebenarnya ternyata berbeda jauh dengan narasi Irjen Ferdy Sambo di awal.

Kasus kematian Brigadir J pun kini mulai menemui titik terang.

Berikut ini 5 bukti kebohongan Irjen Ferdy Sambo sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

1. Tiba di Jakarta

Di awal mencuatnya kasus ini, disebutkan bahwa Irjen Ferdy Sambo baru tiba di Jakarta sepulang dari Magelang, Jawa Tengah pada Jumat (8/7/2022), sesaat sebelum kematian Brigadir J.

Rombongan Irjen Ferdy Sambo tiba lebih dulu di rumahnya di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Beberapa saat kemudian, rombongan istrinya, Putri Candrawathi, tiba bersama Brigadir J, Richard Eliezer atau Bharada E, dan lainnya.

Namun, kemudian terungkap fakta sebenarnya bahwa Irjen Ferdy Sambo sudah berada di Jakarta sehari sebelum rombongan Putri tiba atau Kamis (7/7/2022).

Temuan ini diungkap oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ).

"Awalnya kan kita kira sama harinya. Tapi ternyata setelah kita telusuri, kita dapat bukti yang lebih baru. Bukti terbaru itu menunjukkan pulangnya (Sambo) satu hari sebelumnya dengan pesawat," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat ditemui di kantornya, Kamis (4/8/2022).

"Yang kami dapatkan tanggal 7 (Juli) pagi, yang pasti (Sambo dan istri) tidak bersama seperti yang selama ini seolah mereka satu rombongan, itu clear," ujarnya.

2. Tak ada di lokasi

Narasi yang beredar di awal, Brigadir J tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Richard Eliezer atau Bharada E merupakan anak buah Irjen Ferdy Sambo yang lain.

Ketika peristiwa terjadi, Irjen Ferdy Sambo mengaku tak berada di tempat kejadian perkara (TKP) karena sedang melakukan tes PCR sepulang perjalanan dari Magelang.

Irjen Ferdy Sambo bilang bahwa dirinya baru mengetahui peristiwa baku tembak di rumahnya setelah mendapat telepon dari sang istri, Putri Candrawathi.

Namun, belakangan terungkap bahwa Irjen Ferdy Sambo ada di TKP ketika penembakan terjadi.

Malahan, Irjen Ferdy Sambo yang memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

"Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J (Yosua) yang mengakibatkan saudara J meninggal dunia yang dilakukan oleh saudara RE (Richard Eliezer) atas perintah saudara FS (Ferdy Sambo)," kata Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).

3. Baku tembak

Mula kasus ini terungkap, disebutkan bahwa terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Brigadir J disebut memuntahkan 7 peluru dari pistolnya yang tak satu pun mengenai Bharada E.

Sementara, Bharada E disebut memberondong Brigadir J dengan 5 peluru hingga menewaskan Yosua.

Namun, fakta sebenarnya, tidak terjadi baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Peristiwa sesungguhnya ialah penembakan Bharada E terhadap Brigadir J atas perintah jenderal bintang dua itu.

"Tidak ditemukan fakta peristiwa tembak-menembak seperti yang dilaporkan awal," kata Kapolri, Selasa (9/8/2022).

Setelah memerintahkan Bharada E mengeksekusi Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo menembakkan pistol milik Yosua ke dinding-dinding rumahnya supaya seolah telah terjadi baku tembak.

"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik senjata J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," ucap Kapolri.

4. CCTV

Pengusutan kasus kematian Brigadir J memakan waktu yang lama lantaran rekaman CCTV di seluruh rumah disebut mati.

Di awal, disebutkan bahwa CCTV di rumah dinas Sambo mati karena dekodernya rusak.

Tetapi, dalam perkembangannya, polisi menyebut bahwa Sambo berperan dalam mengambil CCTV di sekitar TKP penembakan.

"Tadi kan disebutkan, dalam melakukan olah TKP seperti Pak Kapolri sampaikan, terjadi misalnya pengambilan CCTV dan lain sebagainya," kata Kepala Divisi Humas Polri IrjenDedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (6/8/2022) malam.

5. Dugaan pelecehan

Pada awalnya, kasus ini disebut bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo, Putri, di rumahnya.

Brigadir J disebut masuk ke kamar Putri dan melakukan pelecehan hingga membuat istri Irjen Ferdy Sambo itu berteriak.

Selanjutnya, Brigadir J disebut mengancam Putri dengan menodongkan pistol ke kepalanya.

Bharada E yang mendengar teriakan itu hendak menghampiri Putri, tetapi malah disambut tembakan pistol Brigadir J.

Dari situ lah, disebutkan, terjadi baku tembak yang kemudian menewaskan Yosua.

Namun, narasi tersebut ternyata sepenuhnya tidak benar, termasuk soal dugaan pelecehan.

Baru-baru ini, polisi menghentikan dua laporan istri Irjen Ferdy Sambo terhadap Brigadir J, yakni laporan dugaan pelecehan dan percobaan pembunuhan terhadap Putri Candrawathi.

Polisi memastikan bahwa dua tudingan tersebut tak terbukti kebenarannya.

“Berdasarkan hasil gelar perkara tadi perkara ini kita hentikan penyidikannya karena tidak ditemukan peristiwa pidana,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dalam konferensi pers, Jumat (12/8/2022).

Menurut polisi, pelaporan yang dilakukan Putri terhadap Brigadir J hanya untuk menghalangi penyidikan.

0 Response to "Viral di WhatsApp Permohonan Keluarga Irjen Ferdy Sambo, Mertua Putri Candrawathi Kini Kurung Diri"

Post a Comment